Senin, 09 Februari 2009

RENUNGKAN.....

Setitik Api Dalam Embun Malam

Menetes titik air, jatuh

pada kulit tangan

sejenak terasa sepi dan dingin,

kemudian terpikir semua itu adalah embun malam ini.

Namun bisuku tetap

menjelang sebagai prasasti yang angkuh.

Dalam malam ini telah

menjelma sebagai api yang menyala

menjulang langit dengan jilatan amarah.

Embun malam membasahi kulit tanganku

hinggap sejenak memberikan rasa dingin,

kemudian jatuh ke tanah.

Setitik embun yang telah jatuh ke tanah

membawa setitik api dari

tubuh yang menanggung amarah.

Menyampaikan pada kelembutan tanah

untuk menumbuhkan sebagai sebuah maaf

di pagi yang akan segera tiba.

-Katjha-